Saturday 8 April 2017

Metodologi Manajemen Proyek (Tugas Pert.1 PMPSI)

Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek.
Tujuan utama manajemen proyek adalah agar proyek dapat dilaksanakan dengan efisinesi, tepat waktu, dan mencapai hasil yang diinginkan.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan manajemen proyek, antara lain:

  1. Metodologi Tradisional Approach 
Dalam “pendekatan tradisional” ini, lima komponen perkembangan proyek dapat dibedakan (empat tahap ditambah kontrol) dan ditambah lagi tahapan penyelesaian proyek, yang dapat juga dapat disebut “Siklus Kehidupan Proyek” (Project Life Cycle). Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat lima tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :
  • Inisiasi
  • Perencanaan dan desain
  • Pelaksanaan dan konstruksi
  • Pemantauan dan sistem pengendalian
  • Penutupan
  • Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan.
Studi kelayakan yang diperlukan antara lain:
  1. Memberikan manfaat bagi klien
  2. Memberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi oleh pemilik proyek
  3. Dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan, anggaran yang tersedia dan aktivitas serta sumberdaya yang terukur.
Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
  • Tahap Perencanaan dan Desain
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
  • Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek dan/atau Konstruksi)
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi.
  • Tahap Pemantaun dan sistem Pengendalian
Tahap ini terdiri atas proses-proses yang dilakukan untuk obeservasi pelaksanaan proyek untuk menghindari potensi masalah yang bisa segera diidentifikasi dan jika diperlukan, tindakan koreksi dapat segera dilakukan.
  1. Mengukur aktivitas proyek
  2. Mengawasi variabel (biaya, waktu, SDM)
  3. Identifikasi tindakan korektif
  4. Mengarahkan pengendalian terpusat.
  • Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan datang.
  1. Metodologi Rasional Unifed Process (RUP)

Rational Unified Process adalah suatu kerangka kerja proses pengembangan perangkat lunak iteratif. RUP bukanlah suatu proses tunggal dengan aturan yang konkrit, melainkan suatu kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk disesuaikan oleh organisasi pengembang dan tim proyek perangkat lunak yang akan memilih elemen proses sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada RUP didefinisikan terdapat empat fase siklus proyek. Fase-fase ini memungkinkan untuk disajikan dalam bentuk umum mirip dengan pendekatan air terjun, walaupun esensi kunci dari proses terdapat dalam iterasi dalam setiap fasenya. Setiap fase memiliki sebuah objektif kunci dan titik pencapaian akhir yang menandakan ketercapaian objektif.
  • Fase Insepsi
Untuk membatasi sistem dengan cukup sebagai dasar untuk memvalidasi biaya awal dan penganggaran. Pada fase ini, ditentukan kasus bisnis yaitu: konteks bisnis, faktor sukses (perkiraan pendapatan, pengenalan ke pasar, dll.), dan perkiraan finansial. Sebagai pelengkap kasus bisnis adalah model penggunaan, perencaan proyek, penilaian risiko tahap awal, dan deskripsi proyek disusun.
  • Fase Elaborasi
Untuk memitigasi risiko kunci yang diidentifikasi dari analisis hingga akhir fase. Fasa elaborasi merupakan fase saat proyek mulai terlihat bentuknya. Pada fase ini, masalah analisis domain dibuat dan arsitektur proyek mulai mendapatkan bentuk dasarnya.
  • Fase Konstruksi
Untuk membangun sistem perangkat lunak. Fase ini fokus pada pengembangan komponen dan fitur lain dari sistem. Pada fase inilah saat banyak dilakukan pengkodean. Pada proyek yang lebih besar, beberapa iterasi konstruksi dikembangkan sebagai usaha untuk memecah kasus penggunaan menjadi segmen terkelola yang menunjukkan purwarupa.
  • Fase Transisi
Objektif primer adalah sebagai perantara sistem dari pengembangan ke produksi, yang tersedia untuk pengguna akhir. Aktivitas dalam fase ini termasuk pelatihan kepada pengguna akhir dan pengelola sistem dan pengujian beta untuk memvalidasi terhadap harapan pengguna akhir.
  1. Metodologi Critical Chain
Critical chain project management (CCPM) adalah metode perencanaan dan pengelolaan proyek yang menekankan sumber daya (orang, peralatan, ruang fisik) yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas proyek.
CPPM menggunakan manajemen buffer bukannya manajemen nilai yang diperoleh untuk menilai kinerja proyek. Beberapa manajer proyek merasa bahwa teknik manajemen nilai yang diperoleh adalah menyesatkan, karena tidak membedakan kemajuan kendala proyek (yaitu, pada critical Chain) dari kemajuan non-kendala (yaitu, pada jalur lainnya). metodologi rantai acara dapat menentukan ukuran buffer proyek, makan, dan sumber daya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat throughput (atau tingkat penyelesaian) proyek dalam suatu organisasi.
  • Perencanaan
Struktur rencana proyek atau  work breakdown structure (WBS) dibuat dalam banyak cara yang sama seperti dengan critical path. Rencana tersebut bekerja mundur dari tanggal penyelesaian dengan tugas masing-masing mulai selarut mungkin.
  • Eksekusi
Ketika rencana tersebut selesai dan proyek siap untuk memulai, jaringan proyek adalah tetap dan ukuran buffer yang ‘terkunci’ (yaitu, durasi direncanakan mereka tidak boleh diubah selama proyek), karena mereka digunakan untuk memantau jadwal proyek dan kinerja keuangan.
  • Pengawasan

Menurut Badri (1997), manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut :
  1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya
  2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat
  3. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade o (pertukaran waktu dengan biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya lembur
  4. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan efisien.
Sumber :
files.pabaiqsite.webnode.com/200000001-8706d8800a/MATERI%20PPSI.pdf

Categories:

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Daily Diary | Powered by Daily Diary