Manajemen proyek adalah
sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek.
Tujuan utama manajemen proyek adalah agar
proyek dapat dilaksanakan dengan efisinesi, tepat waktu, dan mencapai
hasil yang diinginkan.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan manajemen proyek, antara lain:
- Metodologi Tradisional Approach
Dalam “pendekatan tradisional” ini, lima
komponen perkembangan proyek dapat dibedakan (empat tahap ditambah
kontrol) dan ditambah lagi tahapan penyelesaian proyek, yang dapat juga
dapat disebut “Siklus Kehidupan Proyek” (Project Life Cycle). Secara
umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan
diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir
proyek tercapai. Terdapat lima tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam
siklus hidup proyek yaitu :
- Inisiasi
- Perencanaan dan desain
- Pelaksanaan dan konstruksi
- Pemantauan dan sistem pengendalian
- Penutupan
- Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap
awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan.
Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan
juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk
memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk
direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan
permasalahan.
Studi kelayakan yang diperlukan antara lain:
- Memberikan manfaat bagi klien
- Memberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi oleh pemilik proyek
- Dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan, anggaran yang tersedia dan aktivitas serta sumberdaya yang terukur.
Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
- Tahap Perencanaan dan Desain
Ketika ruang lingkup proyek telah
ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai
memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan
disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama
kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada
tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan,
financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan,
procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
- Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek dan/atau Konstruksi)
Dengan definisi proyek yang jelas dan
terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi
atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek
secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam
dokumentasi project plan akan dieksekusi.
- Tahap Pemantaun dan sistem Pengendalian
Tahap ini terdiri atas proses-proses yang
dilakukan untuk obeservasi pelaksanaan proyek untuk menghindari potensi
masalah yang bisa segera diidentifikasi dan jika diperlukan, tindakan
koreksi dapat segera dilakukan.
- Mengukur aktivitas proyek
- Mengawasi variabel (biaya, waktu, SDM)
- Identifikasi tindakan korektif
- Mengarahkan pengendalian terpusat.
- Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas
proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project)
beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan
supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada
semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai
dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu
melakukan post implementation review untuk mengetahui tingkat
keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama
kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa
yang akan datang.
- Metodologi Rasional Unifed Process (RUP)
Rational Unified Process adalah suatu
kerangka kerja proses pengembangan perangkat lunak iteratif. RUP
bukanlah suatu proses tunggal dengan aturan yang konkrit, melainkan
suatu kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk
disesuaikan oleh organisasi pengembang dan tim proyek perangkat lunak
yang akan memilih elemen proses sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada RUP didefinisikan terdapat empat
fase siklus proyek. Fase-fase ini memungkinkan untuk disajikan dalam
bentuk umum mirip dengan pendekatan air terjun, walaupun esensi kunci
dari proses terdapat dalam iterasi dalam setiap fasenya. Setiap fase
memiliki sebuah objektif kunci dan titik pencapaian akhir yang
menandakan ketercapaian objektif.
- Fase Insepsi
Untuk membatasi sistem dengan cukup
sebagai dasar untuk memvalidasi biaya awal dan penganggaran. Pada fase
ini, ditentukan kasus bisnis yaitu: konteks bisnis, faktor sukses
(perkiraan pendapatan, pengenalan ke pasar, dll.), dan perkiraan
finansial. Sebagai pelengkap kasus bisnis adalah model penggunaan,
perencaan proyek, penilaian risiko tahap awal, dan deskripsi proyek
disusun.
- Fase Elaborasi
Untuk memitigasi risiko kunci yang
diidentifikasi dari analisis hingga akhir fase. Fasa elaborasi merupakan
fase saat proyek mulai terlihat bentuknya. Pada fase ini, masalah
analisis domain dibuat dan arsitektur proyek mulai mendapatkan bentuk
dasarnya.
- Fase Konstruksi
Untuk membangun sistem perangkat lunak.
Fase ini fokus pada pengembangan komponen dan fitur lain dari sistem.
Pada fase inilah saat banyak dilakukan pengkodean. Pada proyek yang
lebih besar, beberapa iterasi konstruksi dikembangkan sebagai usaha
untuk memecah kasus penggunaan menjadi segmen terkelola yang menunjukkan
purwarupa.
- Fase Transisi
Objektif primer adalah sebagai perantara
sistem dari pengembangan ke produksi, yang tersedia untuk pengguna
akhir. Aktivitas dalam fase ini termasuk pelatihan kepada pengguna akhir
dan pengelola sistem dan pengujian beta untuk memvalidasi terhadap
harapan pengguna akhir.
- Metodologi Critical Chain
Critical chain project management (CCPM)
adalah metode perencanaan dan pengelolaan proyek yang menekankan sumber
daya (orang, peralatan, ruang fisik) yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas-tugas proyek.
CPPM menggunakan manajemen buffer
bukannya manajemen nilai yang diperoleh untuk menilai kinerja proyek.
Beberapa manajer proyek merasa bahwa teknik manajemen nilai yang
diperoleh adalah menyesatkan, karena tidak membedakan kemajuan kendala
proyek (yaitu, pada critical Chain) dari kemajuan non-kendala (yaitu,
pada jalur lainnya). metodologi rantai acara dapat menentukan ukuran
buffer proyek, makan, dan sumber daya. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan tingkat throughput (atau tingkat penyelesaian) proyek dalam
suatu organisasi.
- Perencanaan
Struktur rencana proyek atau work breakdown structure
(WBS) dibuat dalam banyak cara yang sama seperti dengan critical path.
Rencana tersebut bekerja mundur dari tanggal penyelesaian dengan tugas
masing-masing mulai selarut mungkin.
- Eksekusi
Ketika rencana tersebut selesai dan
proyek siap untuk memulai, jaringan proyek adalah tetap dan ukuran
buffer yang ‘terkunci’ (yaitu, durasi direncanakan mereka tidak boleh
diubah selama proyek), karena mereka digunakan untuk memantau jadwal
proyek dan kinerja keuangan.
- Pengawasan
Menurut Badri (1997), manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut :
- Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya
- Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat
- Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade o (pertukaran waktu dengan biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya lembur
- Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan efisien.
Sumber :
files.pabaiqsite.webnode.com/200000001-8706d8800a/MATERI%20PPSI.pdf
0 komentar:
Post a Comment